TOPRIAU|Parlemen Iran resmi menyetujui penangguhan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menyusul serangan militer besar-besaran yang dilakukan oleh Israel dan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran selama 12 hari terakhir.
Keputusan ini dipandang sebagai eskalasi serius dalam hubungan Iran dengan lembaga pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan dikhawatirkan akan memperburuk ketegangan nuklir di kawasan Timur Tengah.
BACA JUGA: Iran dan Israel Sama-sama Klaim Menang, Gencatan Senjata Jadi Awal Babak Baru?
221 Suara Setuju, Tak Ada Penolakan
Dalam pemungutan suara yang berlangsung di Majelis Iran yang beranggotakan 290 kursi:
- 221 anggota mendukung
- 1 abstain
- Tidak ada yang menolak
Setelah hasil diumumkan, parlemen dilaporkan bergemuruh dengan teriakan slogan:
“Matilah Amerika!” dan “Matilah Israel!”
Kritik Keras terhadap IAEA
Mohammad Bagher Ghalibaf, Ketua Parlemen Iran, mengecam keras IAEA karena dinilai tidak bereaksi terhadap serangan militer terhadap situs nuklir Iran:
“IAEA bahkan menolak mengutuk secara marginal serangan terhadap fasilitas nuklir kami. Mereka telah melelang kredibilitas internasionalnya,” tegas Ghalibaf dalam pidatonya.
Ia menambahkan bahwa kerja sama dengan IAEA akan ditangguhkan sampai ada jaminan keamanan untuk seluruh fasilitas nuklir Iran.
Belum Final: Menunggu Dewan Wali
Meski parlemen telah menyetujui langkah ini, keputusan masih harus disahkan oleh Dewan Wali (Guardian Council), badan konservatif yang memiliki wewenang konstitusional untuk mengesahkan atau menolak undang-undang di Iran.
Latar Belakang: Perang 12 Hari dan Serangan ke Situs Nuklir

Israel dan Iran saling mengklaim kemenangan dalam perang 12 hari yang menewaskan ratusan orang tersebut. (REUTERS/Amir Cohen)
BACA JUGA: Israel Tahan Diri dari Serang Teheran, Iran Janji Hormati Gencatan Senjata Trump
Konflik meletus pada 13 Juni 2025, saat Israel melancarkan pengeboman besar-besaran terhadap fasilitas nuklir Iran, menewaskan sejumlah komandan militer senior dan ilmuwan nuklir.
Serangan kemudian diperluas oleh Amerika Serikat pada 22 Juni, dua hari sebelum gencatan senjata diumumkan. Target utama meliputi:
- Fordow
- Natanz
- Isfahan
Ketiga lokasi tersebut merupakan pusat pengayaan uranium penting dalam program nuklir Iran.
Implikasi Global: Kembali ke Jalan Konfrontasi?
Langkah penangguhan kerja sama dengan IAEA ini memperkuat kekhawatiran bahwa Iran akan menarik diri dari pengawasan internasional atas program nuklirnya, mirip dengan situasi pasca keluarnya AS dari kesepakatan nuklir JCPOA tahun 2018.
Sejumlah analis menilai keputusan ini bisa:
- Menghambat akses IAEA ke fasilitas nuklir
- Memperbesar risiko perlombaan senjata di Timur Tengah
- Menambah ketegangan antara Iran dan negara-negara Barat
Ketegangan Nuklir Memasuki Babak Baru
Keputusan parlemen Iran untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA adalah respons langsung terhadap kegagalan komunitas internasional mengutuk serangan Israel dan AS.
Namun, langkah ini juga membuka potensi konfrontasi diplomatik dan keamanan yang lebih besar, khususnya terkait pengawasan nuklir dan stabilitas kawasan.***