TOPRIAU|Ketegangan Timur Tengah kembali memuncak setelah serangan udara besar-besaran yang dilakukan Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir utama Iran.
Iran pun tak tinggal diam. Negara itu langsung melayangkan peringatan keras: pangkalan-pangkalan militer AS di Timur Tengah kini jadi target sah balasan.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Ali Akbar Velayati, penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei.
Menurutnya, negara mana pun yang menampung pasukan AS dan terlibat dalam serangan terhadap Iran akan dianggap sebagai musuh.
“AS telah menyerang jantung dunia Islam dan harus menunggu konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki,” kata Velayati dikutip kantor berita IRNA.
BACA JUGA: Harga Emas Diproyeksi Melejit Setelah AS Resmi Serang Iran, Pasar Masuk Mode Safe Haven
AS Klaim Hancurkan Program Nuklir Iran

Presiden Donald Trump berpidato dari Gedung Putih, Sabtu (21/6/2025), setelah militer Amerika Serikat menyerang tiga situs program nuklir Iran, yang menandai secara langsung dukungan terhadap Israel. (Dok. Carlos Barria/Pool via AP)
Presiden AS Donald Trump dalam pidatonya menyebut serangan mendadak terhadap tiga situs pengayaan uranium — Fordo, Natanz, dan Isfahan — sebagai “keberhasilan militer luar biasa.”
“Kami mengambil ‘bom’ dari tangan mereka (dan mereka pasti akan menggunakannya jika bisa!),” tulis Trump di Truth Social.
Trump bahkan melontarkan wacana soal perubahan rezim di Iran, meski kemudian diralat oleh tim penasihatnya. Namun postingan Trump berbunyi tajam:
“Jika rezim Iran saat ini tidak mampu MEMBUAT IRAN HEBAT KEMBALI, kenapa tidak ada perubahan rezim??? MIGA!!!”
Kerusakan Parah, Tapi Belum Final
Meski Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyatakan bahwa fasilitas nuklir Iran telah dihancurkan secara signifikan, jenderal tertinggi AS Dan Caine mengatakan masih terlalu dini untuk menilai total kerusakan.
Di sisi lain, Iran tidak kehilangan semangat. Penasihat lain Khamenei, Ali Shamkhani, menyindir:
“Jika situs nuklir dihancurkan, permainan belum selesai. Material, pengetahuan, dan kehendak tetap ada.”
Bahkan IAEA (Badan Energi Atom Internasional) ikut angkat suara. Direktur Rafael Grossi mengingatkan kemungkinan kebocoran radiasi, tapi hingga kini belum ada indikasi kebocoran besar.
B-2 Spirit dan Misi Rahasia
AS mengerahkan tujuh pesawat pengebom siluman B-2 Spirit dalam serangan ini. Misi mereka: terbang selama 18 jam langsung dari AS ke Iran, menjatuhkan bom-bom bunker-buster, dan kembali dengan selamat.
Namun, belum diketahui apakah Iran sudah sempat memindahkan uranium yang telah diperkaya dari situs Fordo sebelum serangan terjadi.
Iran Balas Serang, Korban Berjatuhan
Iran langsung melakukan serangan balasan. Beberapa lokasi penting di Israel, termasuk bandara Ben Gurion, jadi sasaran. Setidaknya 23 orang Israel terluka.
Sembilan anggota Garda Revolusi Iran tewas, dan lebih dari 400 warga Iran meninggal akibat rentetan serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Iran.
Di pihak Israel, 24 orang dikonfirmasi tewas akibat serangan Iran.
Dunia Serukan De-Eskalasi, Tapi Api Konflik Belum Padam
Negara-negara seperti Uni Emirat Arab, Qatar, dan Oman, yang sebelumnya menjadi mediator pembicaraan nuklir Iran-AS, mengutuk keras serangan AS dan menyerukan de-eskalasi segera.
Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan risiko eskalasi tak terkendali di Timur Tengah.
Sementara itu, para pemimpin Jerman dan Inggris meminta Iran menahan diri dan tidak memperluas konflik.
Arah Krisis: Apa yang Bisa Terjadi Selanjutnya?
Situasi ini menyisakan banyak pertanyaan:
- Apakah Iran akan benar-benar menyerang pangkalan AS di kawasan?
- Apakah konflik akan meluas dan melibatkan negara-negara Arab lainnya?
- Mampukah dunia internasional menahan potensi perang besar di Timur Tengah?
Satu hal yang pasti: dunia sedang menahan napas. Ketegangan belum mereda, dan satu serangan tambahan bisa mengubah konflik menjadi perang terbuka lintas negara.***