TOPRIAU|Harga emas dunia mencatat penurunan tipis namun signifikan dalam sepekan terakhir.
Berdasarkan data Refinitiv, harga emas di pasar spot ditutup pada level US$ 3.367,98 per troy ons pada Jumat (20/6/2025), turun 0,13% dibanding pekan sebelumnya (13/6) yang ditutup di US$ 3.432,19.
Secara mingguan, harga emas tercatat turun sekitar 1,87%.
Penurunan ini menandai koreksi beruntun yang berlangsung sejak awal pekan, dengan harga gagal mempertahankan level psikologis penting di atas US$ 3.400.
Dua Penekan Utama Harga Emas: Geopolitik dan Suku Bunga

Harga emas di Pegadaian kembali mengalami kenaikan per Selasa, 17 Juni 2025. /ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa/aa.
BACA JUGA: Harga Emas Pegadaian Hari Ini Turun Lagi: Antam, UBS, dan Galeri24 Kompak Terkoreksi
1. Redanya Ketegangan di Timur Tengah
Setelah beberapa pekan memanas akibat konflik udara antara Israel dan Iran, situasi geopolitik perlahan mulai mereda.
Tidak ada lagi laporan serangan besar sejak pertengahan Juni. Stabilitas ini mengurangi kebutuhan investor untuk mengalihkan dana ke aset safe haven seperti emas.
“Kondisi di Timur Tengah menjadi lebih terkendali dalam seminggu terakhir,” ujar Dan Pavilonis, Senior Market Strategist di RJO Futures.
2. Nada Hawkish dari The Fed
The Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25%–4,50%, namun memberikan sinyal bahwa penurunan suku bunga akan dilakukan secara lebih lambat dari perkiraan pasar.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menekankan bahwa risiko inflasi masih tinggi, terutama karena rencana Presiden Donald Trump menaikkan tarif impor.
“Ekspektasi pelonggaran moneter jangka pendek berkurang, sehingga emas – yang tidak memberikan imbal hasil – menjadi kurang menarik,” jelas Tai Wong, analis logam senior yang dikutip Reuters.
Grafik Harga Sepekan: Menurun Bertahap
- Senin (16/6): US$ 3.382,93
- Selasa – Kamis: Bergerak stagnan di kisaran US$ 3.370 – US$ 3.390
- Jumat (20/6): Ditutup di titik terendah mingguan, US$ 3.367,98
Harga belum mampu bangkit menembus kembali level US$ 3.400, yang kini menjadi resistensi penting bagi tren jangka pendek.
Dukungan Masih Ada: SPDR Gold Trust Tambah Kepemilikan
Di tengah tekanan harga, sentimen institusional justru menunjukkan sisi positif. SPDR Gold Trust (GLD), ETF emas terbesar dunia, meningkatkan kepemilikan emas sebesar 0,30% menjadi 950,24 ton per 20 Juni, dari sebelumnya 947,37 ton.
Artinya, investor besar masih melihat emas sebagai bagian dari strategi jangka panjang mereka.
Outlook Mingguan: Rebound atau Konsolidasi?
Prospek harga emas pekan depan masih bergantung pada dua faktor utama:
- Apakah ketegangan Timur Tengah benar-benar mereda atau hanya jeda sementara?
- Apakah The Fed akan memberikan sinyal pelonggaran baru dalam pidato atau data ekonomi mendatang?
Menurut analis dari Capital Economics, emas masih memiliki daya tarik strategis karena:
- Ketidakpastian geopolitik global
- Krisis fiskal AS
- Lonjakan permintaan bank sentral dan investor China
“Selama ketidakpastian global masih tinggi, emas tetap menjadi pelarian utama investor,” jelas Hamad Hussain, ekonom di Capital Economics.***