TOPRIAU|Harapan akan perdamaian antara Iran dan Israel tampaknya kembali pupus. Meski Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru saja mengumumkan adanya gencatan senjata penuh dan total, kenyataan di lapangan berkata lain.
Serangan udara kembali terjadi antara kedua negara, Selasa (24/6) pagi waktu setempat.
BACA JUGA: Teheran Diguncang Ledakan Usai Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel, Apa yang Terjadi?
Rentetan Rudal dari Iran, Sirene Raung di Israel
Militer Israel melaporkan bahwa mereka mendeteksi peluncuran rudal dari Iran ke wilayah mereka.
Menanggapi serangan tersebut, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) segera mengaktifkan sistem pertahanan udara, memicu sirene peringatan yang meraung di sejumlah kota besar, termasuk Tel Aviv.
“Beberapa saat yang lalu, sirene berbunyi di sejumlah wilayah di Israel setelah terdeteksinya rudal yang diluncurkan dari Iran,” ujar IDF dalam keterangan resminya, dikutip dari CNN International.
“Saat ini, Angkatan Udara Israel (IAF) tengah melakukan upaya pencegatan dan serangan balasan untuk menetralisir ancaman.”
Ledakan di Tel Aviv, Drone Israel Ditembak Jatuh di Teheran
Media Reuters mengonfirmasi bahwa ledakan terdengar di wilayah tengah Israel, terutama di sekitar ibu kota Tel Aviv.
Sementara itu, Iran juga melaporkan keberhasilan mereka dalam mencegat serangan drone dari Israel.
Menurut Al Jazeera, militer Iran berhasil menjatuhkan beberapa drone Hermes buatan Israel yang mengarah ke Teheran.
Mehr News, kantor berita lokal Iran, bahkan merilis foto puing-puing drone yang terbakar, menjadi bukti nyata eskalasi terbaru dalam konflik ini.
Trump: Gencatan Senjata Sudah Disepakati!

Presiden Donald Trump berpidato dari Gedung Putih, Sabtu (21/6/2025), setelah militer Amerika Serikat menyerang tiga situs program nuklir Iran, yang menandai secara langsung dukungan terhadap Israel. (Dok. Carlos Barria/Pool via AP)
BACA JUGA: Iran Ancam Tutup Selat Hormuz: Minyak Dunia Terancam, Asia Bersiap Hadapi Krisis Energi
Konflik ini terjadi tak lama setelah Trump menyatakan bahwa kedua negara telah sepakat melakukan gencatan senjata penuh.
Dalam unggahan penuh huruf kapital di media sosial Truth Social, Trump menegaskan:
“TELAH DISEPAKATI SEPENUHNYA ANTARA ISRAEL DAN IRAN BAHWA AKAN ADA GENCATAN SENJATA PENUH DAN TOTAL!”
Menurut Trump, gencatan senjata ini akan berlaku dalam waktu sekitar 6 jam dari pengumuman tersebut, dimulai dengan Iran, lalu diikuti oleh Israel 12 jam kemudian.
Setelah 24 jam, perang akan dianggap selesai, dan dunia akan menyambut akhir dari apa yang disebut Trump sebagai “Perang 12 Hari.”
Namun, kenyataan di lapangan justru menunjukkan bahwa pertempuran masih berlangsung, bahkan meningkat.
Beberapa analis menilai bahwa kesepakatan gencatan senjata ini belum benar-benar disepakati secara resmi oleh kedua belah pihak, terutama dari sisi Iran.
Iran Bantah Kesepakatan: Tak Ada Gencatan Senjata!
Sementara itu, pemerintah Iran melalui saluran resminya membantah pernyataan Trump.
Mereka menyebut tidak ada kesepakatan gencatan senjata yang disetujui bersama, dan menyayangkan sikap sepihak AS dalam mengklaim keberhasilan diplomatik.
Meski dunia menanti perdamaian di Timur Tengah, realitas di lapangan berkata sebaliknya.
Gempuran saling balas antara Iran dan Israel menunjukkan bahwa ketegangan belum reda, bahkan ketika klaim gencatan senjata diumumkan secara terbuka oleh AS.
Situasi ini menunjukkan betapa rumitnya konflik geopolitik di kawasan tersebut, dan bahwa satu pengumuman belum tentu mengubah kenyataan yang terjadi di medan tempur.***