TOPRIAU|Situasi di Timur Tengah kian panas. Iran, yang baru saja dibombardir oleh Amerika Serikat, kini mengancam mengambil langkah ekstrem: menutup Selat Hormuz, jalur vital bagi seperlima pasokan minyak dunia.
Langkah ini muncul hanya sehari setelah AS menggempur tiga fasilitas nuklir Iran. Kini, bukan hanya Tel Aviv atau Teheran yang tegang — seluruh dunia ikut menahan napas.
BACA JUGA: Iran Ancam Pangkalan AS Setelah Serangan Nuklir Besar: Dunia Menanti Ledakan Selanjutnya
Apa Itu Selat Hormuz dan Kenapa Dunia Panik?
Kalau kamu belum akrab dengan nama ini, Selat Hormuz adalah jalur sempit yang menghubungkan Teluk Persia dengan Laut Arab.
Meski sempit, dampaknya besar. Lewat selat ini, sekitar 20 juta barel minyak per hari (alias 20% konsumsi dunia!) mengalir keluar dari negara-negara seperti:
- Arab Saudi
- Iran
- Irak
- Uni Emirat Arab
- Kuwait
- Qatar
Penutupan selat ini artinya: harga minyak bisa melonjak tajam, pengiriman energi terganggu, dan seluruh dunia—terutama Asia dan China—akan kena imbasnya.
Iran Serius Menutup? Ini Fakta Terbarunya
Menurut laporan dari media AS Axios, parlemen Iran sudah memberi lampu hijau untuk penutupan Selat Hormuz.
Tapi keputusan akhir masih menunggu dari Dewan Keamanan Nasional Iran.
Jika dilakukan, ini akan jadi langkah paling agresif Iran sejak konflik Iran-Israel mencuat puluhan tahun lalu.
Latar Belakang: Serangan AS Picu Gelombang Balasan

Presiden Donald Trump berpidato dari Gedung Putih, Sabtu (21/6/2025), setelah militer Amerika Serikat menyerang tiga situs program nuklir Iran, yang menandai secara langsung dukungan terhadap Israel. (Dok. Carlos Barria/Pool via AP)
BACA JUGA: Harga Emas Diproyeksi Melejit Setelah AS Resmi Serang Iran, Pasar Masuk Mode Safe Haven
Seperti yang kita tahu, Minggu (22/6), AS meluncurkan serangan udara besar terhadap tiga situs nuklir utama Iran: Fordo, Natanz, dan Isfahan. Iran pun bersumpah akan membalas dan mulai dengan ancaman nyata ini: menutup selat strategis.
“AS telah menyerang jantung dunia Islam, dan mereka harus menanggung akibatnya,” kata penasihat pemimpin tertinggi Iran, Ali Akbar Velayati.
Asia dan China Kini yang Paling Kena Dampaknya
Kalau dulu negara-negara Barat yang paling waspada saat pasokan minyak terganggu, kini giliran China dan Asia yang harus pusing.
China, sebagai pelanggan terbesar minyak Iran, berisiko kehilangan aliran pasokan jika Hormuz ditutup.
“Saya mendorong China untuk bicara ke Iran. Mereka sangat bergantung pada minyak yang lewat Hormuz,” kata Menlu AS Marco Rubio.
Menurutnya, menutup Hormuz sama saja dengan ‘bunuh diri ekonomi’ bagi Iran, karena ekspor minyak mereka sendiri juga lewat jalur itu.
Harga Minyak Sudah Mulai Meroket
Pasar global langsung bereaksi. Harga minyak melonjak lebih dari 2% hanya dalam beberapa jam setelah kabar serangan dan ancaman penutupan Hormuz.
Analis dari Goldman Sachs bahkan memperkirakan:
“Jika selat ditutup dalam waktu lama, harga minyak bisa tembus US$100 per barel.”
— Goldman Sachs & Rapidan Energy
Apa Kata Analis Energi?
Menurut Matt Smith, analis utama di Kpler:
“Iran memproduksi sekitar 3,3 juta barel per hari dan mengekspor hampir 1,8 juta barel. Kalau mereka tutup Hormuz, ekspor mereka sendiri juga lumpuh.”
Dengan kata lain, langkah ini memang menunjukkan keberanian Iran, tapi juga penuh risiko bagi mereka sendiri.
Dunia di Ambang Krisis Energi Baru?
Jika Iran betul-betul menutup Selat Hormuz, dunia akan menghadapi:
- Potensi lonjakan harga BBM
- Krisis pasokan energi di Asia
- Gejolak ekonomi global
- Eskalasi konflik militer yang lebih luas
Dan satu hal yang pasti: dunia belum siap menghadapi guncangan energi kedua setelah pandemi dan perang Rusia-Ukraina.***