TOPRIAU|Setelah sempat menguat pada hari Selasa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tergelincir ke zona merah pada Rabu (18/6).
Indeks ditutup turun 0,67% atau 48 poin, mendarat di level 7.107,79. Koreksi ini menandai tekanan lanjutan dari aksi jual investor asing dan ketidakpastian global yang terus menghantui pasar modal Indonesia.
BACA JUGA: IHSG Rabu 18 Juni 2025 Melemah, Bagaimana Peluang Rebound di Kamis?
Kenapa IHSG Turun Lagi?
Rabu kemarin, pasar saham seolah kembali ‘dingin’ meskipun sempat menunjukkan harapan. Total ada 361 saham yang melemah, mengalahkan 228 saham yang berhasil menguat, dan 212 saham lainnya stagnan.
Nilai transaksi cukup besar, mencapai Rp 11,52 triliun dari 20,62 miliar saham yang berpindah tangan dalam 1,2 juta kali transaksi.
Satu-satunya sektor yang mampu bertahan di zona hijau adalah sektor properti, yang naik hampir 3%. Namun, itu belum cukup untuk menahan laju pelemahan indeks secara keseluruhan.
Sementara itu, sektor yang paling terpukul adalah:
- Utilitas (-1,33%)
- Finansial (-1,3%)
- Bahan baku (-1,28%)
Saham-Saham ‘Pemberat’ IHSG Rabu 18 Juni 2025
Dua saham paling berkontribusi negatif terhadap pergerakan indeks hari ini adalah:
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang turun 4% dan menggerus -11,85 poin IHSG.
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang turun 1,93% dan menyumbang -8,52 poin.
Penurunan AMMN terjadi setelah reli singkat menjelang dan sesudah RUPS pada 16 Juni.
Setelah sempat naik 10% intraday dan ditutup minus 7,62% pada hari itu, AMMN sempat rebound 7,26% keesokan harinya, tapi hari ini kembali longsor.
Saham-saham perbankan lainnya pun tak kalah lesu:
- BBRI: -4,59 indeks poin
- BMRI: -4,4 indeks poin
- BBNI: -2,16 indeks poin
Asing Ramai-Ramai Jualan, Siapa Saja yang Dilego?
Investor asing tampak agresif melepas saham hari ini. Tercatat terjadi net sell asing sebesar Rp 646,38 miliar di seluruh pasar, dengan pasar reguler menyumbang Rp 689,28 miliar net sell, sementara pasar negosiasi dan tunai mencatatkan net buy Rp 42,91 miliar.
Berikut saham yang paling banyak dilepas asing:
- BBRI – Rp 433,33 miliar
- AMMN – Rp 122,06 miliar
- PGEO – Rp 69,59 miliar
- BRPT – Rp 75,10 miliar
- ADRO – Rp 56,99 miliar
- BRMS, BRIS, CUAN, BMRI, dan BBNI juga masuk daftar top net sell
Prediksi IHSG Kamis, 19 Juni 2025: Apakah Saatnya Rebound?

Ilustrasi
BACA JUGA: Prediksi IHSG Rabu 18 Juni 2025: Siap-siap Sideways dengan Sentimen The Fed & BI
Melihat penutupan kemarin, IHSG berada dalam fase konsolidasi yang cenderung lemah, namun tetap ada peluang teknikal rebound pada Kamis (19 Juni).
Beberapa alasan kenapa rebound bisa terjadi:
- Sektor properti mulai menunjukkan ketahanan dan bisa menarik minat spekulatif.
- Tekanan jual asing mungkin mulai mereda jika tidak ada sentimen besar lanjutan dari luar negeri.
- Bank Indonesia sudah menutup Rapat Dewan Gubernur—jika hasilnya sesuai ekspektasi (suku bunga tetap), pasar bisa menyambut positif.
Namun, jangan lupakan faktor eksternal seperti konflik Iran-Israel dan arah kebijakan The Fed yang masih menjadi ‘hantu’ besar di pasar global.
Level support IHSG diperkirakan berada di 7.080–7.100, sedangkan resistance terdekat di kisaran 7.140–7.180.
Jika indeks mampu bertahan dan kembali menguji resistance ini, potensi rebound akan semakin kuat.
Strategi untuk Hari Ini: Stay Defensive, Pantau Asing!
Buat kamu yang berencana masuk pasar hari ini:
- Cermati saham properti seperti BSDE, CTRA, atau PWON yang mulai bergerak.
- Saham perbankan seperti BBCA dan BBRI bisa menjadi pilihan menarik jika koreksi mulai mereda.
- Untuk trader harian, strategi cepat (scalping atau buy on weakness) bisa dilakukan, tetapi hindari overtrade karena market masih rawan tekanan.
- Gunakan stop loss ketat, apalagi kalau indeks gagal bertahan di atas 7.100.
IHSG kembali melemah pada Rabu 18 Juni 2025 setelah tekanan jual dari asing makin deras, terutama di saham-saham perbankan dan tambang.
Hanya sektor properti yang mampu bertahan di zona hijau. Dengan melihat data perdagangan dan sentimen yang berkembang, ada potensi rebound pada Kamis (19 Juni), terutama jika pasar menilai hasil RDG BI positif.
Tetap waspada dan cermati saham yang berfundamental kuat tapi sudah koreksi dalam. Di tengah ketidakpastian, strategi defensif dan selektif adalah kunci cuan yang aman.***