Menu

Mode Gelap
Laksanakan Intruksi Presiden, Bupati Suhardiman Bangun Jalan 17 KM Lewat Dana APBN Hadiri Pekan Kenduri Budaya Riau di Jakarta, Bupati Suhardiman : Budaya Kuansing Siap Mendunia Sembunyi Dalam Kebun, 2 Orang Pelaku Pengeroyokan Mengakibatkan Korban Meninggal Ditangkap Polisi Nuzul Quran di Mesjid Agung, Bupati Kuansing Suhardiman Ajak Masyarakat Kuansing Cinta Al Quran Bupati Kuansing Suhardiman Sampaikan Safari Ramadhan Sebagai Sarana Komunikasi Silaturahmi

Peristiwa · 18 Jun 2025 15:14 WIB ·

Ribuan Warga Pelalawan Riau Tolak Relokasi dari TNTN: Kami Bukan Perambah, Kami Beli Tanah!


 Ribuan masyarakat Pelalawan yang memadati Kantor Gubernur Riau (ANTARA/Annisa Firdausi) Perbesar

Ribuan masyarakat Pelalawan yang memadati Kantor Gubernur Riau (ANTARA/Annisa Firdausi)

TOPRIAU|Ribuan warga dari Kabupaten Pelalawan, Riau, turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran di depan Kantor Gubernur Riau pada Rabu (11/6).

Aksi ini merupakan bentuk protes keras terhadap rencana relokasi paksa dari permukiman mereka yang disebut berada dalam kawasan Hutan Lindung Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).

Dengan membawa spanduk dan poster bertuliskan “Kami Bukan Perambah!” dan “Tolak Relokasi!”, massa menyuarakan penolakan atas kebijakan yang dinilai tidak adil dan mengancam keberlangsungan hidup mereka.

Warga: Kami Sudah Tinggal Puluhan Tahun, Bukan Merambah Hutan

Salah satu orator aksi menyatakan dengan lantang bahwa masyarakat tidak akan meninggalkan tempat tinggal yang sudah mereka tempati sejak lama.

“Kami, masyarakat, dengan tegas menyatakan akan tetap bertahan dan tidak bersedia direlokasi dari tempat tinggal kami saat ini,” ujarnya di hadapan ribuan peserta aksi.

Pasangan Hadi Saputra Siregar dan Heni Marpaung, salah satu warga yang bermukim di kawasan itu, turut menceritakan keresahannya.

Mereka mengaku mendapatkan perintah untuk segera mengosongkan rumah tanpa kejelasan relokasi ataupun ganti rugi.

“Kami ini bukan sengaja merambah hutan, tapi beli tanah itu dari ninik mamak setempat. Kami tinggal di sini bukan kemarin sore,” kata Hadi.

Menurut mereka, relokasi bukan hanya soal pindah tempat, tapi menyangkut masa depan 10.000 kepala keluarga yang sudah menggantungkan hidupnya di sana selama bertahun-tahun.

Fasilitas Mulai Dicabut, Sekolah Tak Terima Siswa Baru

Aksi protes ini juga dipicu oleh beberapa langkah awal relokasi yang telah dirasakan warga. Aliran listrik ke rumah-rumah sudah mulai diputus, dan sekolah-sekolah tidak lagi menerima murid baru.

“Anak-anak kami sudah tak bisa sekolah, listrik pun dipadamkan. Ini bentuk tekanan, bukan solusi,” tambah salah satu warga lainnya.

Minta Bertemu Presiden dan DPR RI

Massa aksi mendesak agar pemerintah daerah, khususnya Gubernur Riau, dapat memfasilitasi pertemuan langsung antara warga dengan Presiden RI dan anggota DPR RI dari komisi terkait.

Aliansi masyarakat menyatakan bahwa pemimpin daerah harus berpihak kepada rakyat, menjadi penyambung suara warga ke pusat, bukan sekadar pelaksana kebijakan yang menyengsarakan masyarakat.

Penertiban TNTN oleh Satgas PKH

Aksi ini merupakan buntut dari operasi penertiban kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) oleh Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) pada Selasa (10/6).

Penertiban itu menyasar rumah-rumah, kebun sawit, hingga ternak yang dianggap ilegal di dalam kawasan konservasi seluas 81.793 hektare.

Pemerintah menyebut kegiatan tersebut sebagai upaya penegakan hukum, karena kawasan TNTN merupakan tanah negara yang harus dijaga dari aktivitas perambahan.

Namun bagi masyarakat, langkah ini dianggap tidak adil, karena mereka merasa telah berhak atas lahan tersebut berdasarkan transaksi adat dan sejarah tinggal yang panjang.

Aksi Masih Berlangsung, Polisi Tutup Jalan

Hingga siang hari, aksi unjuk rasa masih berlangsung dengan penjagaan ketat dari aparat kepolisian.

Beberapa ruas jalan di sekitar Kantor Gubernur Riau ditutup untuk menghindari kemacetan akibat padatnya jumlah massa yang hadir.

Kasus ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dua arah dan pendekatan berbasis hak masyarakat adat dalam penataan kawasan hutan lindung.

Relokasi tanpa solusi yang jelas dan partisipasi warga hanya akan memicu konflik baru di lapangan.

Warga berharap, aspirasi mereka tidak hanya didengar, tapi benar-benar diperjuangkan oleh pemerintah, demi keadilan dan keberlangsungan hidup mereka.***

Artikel ini telah dibaca 56 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Teheran Diguncang Ledakan Usai Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel, Apa yang Terjadi?

24 June 2025 - 08:11 WIB

Kebakaran Lahan di Nagari Tarantang, Limapuluh Kota Sumbar: Api Mendekati Puncak, Akses Sulit Dijangkau

23 June 2025 - 18:38 WIB

Gunung Marapi di Sumatera Barat Meletus Lagi Rabu Malam Ini: Kolom Abu Capai 700 Meter, Warga Diminta Waspada!

18 June 2025 - 20:54 WIB

Pesawat Saudi Airlines Mendarat Darurat di Kualanamu Sumut Akibat Ancaman Bom, 442 Orang Dievakuasi!

17 June 2025 - 14:46 WIB

Israel Klaim Tewaskan Kepala Staf Perang Iran Ali Shadmani dalam Serangan Udara di Teheran

17 June 2025 - 14:31 WIB

Stasiun Televisi Nasional Iran Diserang Rudal Israel, Iran Kecam sebagai Kejahatan Perang

17 June 2025 - 10:15 WIB

Trending di Peristiwa