TOPRIAU|Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Sejak serangan besar-besaran Israel ke Iran pada Jumat (13/6/2025), IHSG terus mencatat koreksi beruntun selama empat hari, dan hingga siang ini sudah melemah 0,32% ke level 7.142,66.
Efek Domino Konflik Geopolitik
Gejolak geopolitik, mulai dari invasi Rusia ke Ukraina, konflik berkepanjangan antara Israel dan Hamas, hingga kini meluas ke Iran, telah menimbulkan efek domino bagi ekonomi global dalam lima tahun terakhir.
Konflik ini membuat harga komoditas melonjak, inflasi memanas, dan suku bunga tetap tinggi.
Pada 2022, ketika Rusia menginvasi Ukraina, IHSG sempat anjlok 1,48% dalam sehari, namun berhasil rebound sehari setelahnya dan bahkan mencetak all-time high (ATH) di 7.700.
Reaksi IHSG terhadap Perang Israel-Iran
Sejak ketegangan Israel-Iran memuncak pada 11 Juni lalu, pasar saham Indonesia bergerak negatif.
Jika pelemahan hari ini berlanjut, maka IHSG akan mencatat penurunan empat hari berturut-turut. Meskipun begitu, secara mingguan, indeks masih mencatat kenaikan 0,74% berkat lonjakan 1,65% pada 10 Juni lalu.
Koreksi ini mencerminkan kewaspadaan pelaku pasar terhadap risiko global, namun secara teknikal, IHSG masih berada dalam fase konsolidasi sehat, usai reli cepat sepanjang Mei 2025 dengan kenaikan lebih dari 6%.
Volatilitas Akibat Ketidakpastian Global
Pengalaman sebelumnya juga menunjukkan bahwa IHSG cukup sensitif terhadap konflik Timur Tengah.
Saat Hamas menyerang Israel pada Oktober 2023, IHSG langsung terkoreksi 0,04% di hari pertama, dan anjlok hingga 4% dalam beberapa pekan setelahnya.
Meski begitu, window dressing akhir tahun dan January effect di awal 2024 mampu menarik IHSG kembali ke atas 7.900, mencatat ATH baru.
Risiko Ekonomi Global di Tengah Ketegangan
Kondisi global saat ini semakin menantang. Amerika Serikat mengalami kontraksi ekonomi sejak kuartal I/2025, disertai kenaikan yield obligasi dan keluarnya aliran dana asing akibat penurunan peringkat kredit.
Jika konflik Israel-Iran berlanjut, dampaknya akan makin terasa:
- Harga minyak dunia bisa melonjak drastis
- Inflasi kembali memanas
- Suku bunga tetap tinggi
- Likuiditas global mengetat
- Dan prospek pertumbuhan ekonomi makin suram
Sentimen Eksternal Masih Dominan
Kendati volatilitas pasar masih tinggi, prospek penguatan IHSG tetap terbuka, terutama jika pemerintah mampu merespons dengan pelonggaran kebijakan fiskal dan moneter.
- Namun untuk saat ini, pelaku pasar perlu mencermati:
- Perkembangan konflik Israel-Iran
- Sikap The Fed dan Bank Indonesia
- Pergerakan harga minyak dan inflasi global
- Aliran dana asing di tengah ketidakpastian geopolitik
(***)