Menu

Mode Gelap
Laksanakan Intruksi Presiden, Bupati Suhardiman Bangun Jalan 17 KM Lewat Dana APBN Hadiri Pekan Kenduri Budaya Riau di Jakarta, Bupati Suhardiman : Budaya Kuansing Siap Mendunia Sembunyi Dalam Kebun, 2 Orang Pelaku Pengeroyokan Mengakibatkan Korban Meninggal Ditangkap Polisi Nuzul Quran di Mesjid Agung, Bupati Kuansing Suhardiman Ajak Masyarakat Kuansing Cinta Al Quran Bupati Kuansing Suhardiman Sampaikan Safari Ramadhan Sebagai Sarana Komunikasi Silaturahmi

Peristiwa · 15 Jun 2025 06:23 WIB ·

Israel vs Iran Memanas: Ladang Gas Diserang, Nuklir Gagal Diredam, Dunia Cemas!


 Israel vs Iran Memanas: Ladang Gas Diserang, Nuklir Gagal Diredam, Dunia Cemas! Perbesar

Rudal yang diluncurkan dari Iran dicegat, seperti yang terlihat dari kota Ashkelon, Israel, 13 Juni 2025. (REUTERS/Amir Cohen)

TOPRIAU|Timur Tengah kembali memanas. Kali ini bukan sekadar adu ancaman atau saling kecam di forum internasional.

Pada Sabtu malam (14/6/2025), dunia dikejutkan dengan aksi saling serang militer antara Iran dan Israel yang kini makin terbuka dan mengkhawatirkan.

Apakah ini awal dari perang besar-besaran di kawasan?

Ladang Gas Diserang, Teheran Murka

Israel meluncurkan serangan udara ke berbagai sasaran strategis di Iran, termasuk fasilitas energi utama di ladang gas South Pars, salah satu yang terbesar di dunia.

Serangan ini memicu kebakaran besar dan membuat produksi sempat dihentikan sebagian.

Serangan ke fasilitas energi ini dinilai sebagai eskalasi besar dan langkah yang bisa mengganggu stabilitas energi global.

Iran: “Tak Ada Lagi Meja Perundingan!”

Sebagai respons, Teheran langsung membatalkan pembicaraan nuklir dengan AS yang seharusnya digelar di Oman.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menegaskan:

“Tidak mungkin kami duduk di meja perundingan saat rudal Israel masih menghujani rakyat kami.”

Sebelumnya, jalur diplomatik antara AS dan Iran sempat menjadi satu-satunya harapan dunia untuk meredam potensi perang terbuka terkait program nuklir Iran.

Selat Hormuz Terancam Ditutup

Yang paling membuat dunia waspada, seorang jenderal senior Iran menyatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk menutup Selat Hormuz, jalur vital ekspor minyak dunia.

Jika ini terjadi, pasar minyak global bisa kolaps, dan lonjakan harga yang saat ini sudah naik 9% mungkin baru permulaan dari ‘kiamat minyak’ yang dikhawatirkan banyak analis.

Korban Sipil Berjatuhan

Iran melaporkan lebih dari 78 korban jiwa di hari pertama, dengan 60 orang tewas hanya dalam satu serangan rudal yang menghancurkan sebuah apartemen 14 lantai di Teheran.

Tragisnya, 29 di antaranya adalah anak-anak.

Di sisi lain, serangan balasan Iran juga menewaskan seorang warga Israel dan melukai belasan lainnya.

Sirene peringatan terus berbunyi di wilayah utara Israel, sementara rudal dan drone masih terlihat melintasi langit malam.

Netanyahu: “Ini Baru Pemanasan”

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa serangan ke Iran belum seberapa dibandingkan dengan yang direncanakan ke depan:

“Kami tidak akan berhenti sampai ancaman terhadap Israel benar-benar hilang.”

Israel berdalih bahwa serangan ini bertujuan untuk menggagalkan langkah terakhir Iran menuju senjata nuklir.

Sebuah pernyataan yang dibantah keras oleh Teheran, yang tetap mengklaim program nuklir mereka hanya untuk tujuan damai.

Dunia Ketar-Ketir: Diplomasi Gagal, Perang di Depan Mata?

Presiden AS Donald Trump sudah mengirim peringatan keras kepada Teheran, tapi juga membuka kemungkinan negosiasi jika Iran “secara drastis menurunkan level program nuklirnya.”

Namun, dengan pembicaraan dibatalkan dan darah sudah tumpah, harapan diplomasi kini tampak makin tipis.

Organisasi HAM Israel, B’Tselem, mengkritik keras pemerintah Netanyahu karena memilih jalan perang:

“Alih-alih menempuh semua jalur diplomatik, pemerintah memilih opsi militer yang mempertaruhkan nyawa seluruh kawasan.”

Ancaman Lebih Luas?

Iran juga memperingatkan bahwa negara-negara sekutu Israel seperti AS, Inggris, dan Prancis bisa menjadi target berikutnya, terutama jika ikut campur atau membantu Israel secara militer.

Meski begitu, kemampuan Iran untuk melancarkan serangan skala besar dinilai terbatas, karena dua proksi terkuatnya — Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon — telah lebih dulu terpukul dalam konflik panjang.

Dunia kini mengamati dengan cemas. Apakah ini hanya “baku hantam” sementara, atau benar-benar langkah awal menuju perang regional skala besar yang bisa merembet ke krisis global — dari ekonomi, energi, hingga keamanan internasional?

Yang jelas, krisis ini bukan lagi soal siapa menyerang siapa, tapi soal bagaimana dunia menghindari kehancuran yang lebih luas.***

Artikel ini telah dibaca 13 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Teheran Diguncang Ledakan Usai Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel, Apa yang Terjadi?

24 June 2025 - 08:11 WIB

Kebakaran Lahan di Nagari Tarantang, Limapuluh Kota Sumbar: Api Mendekati Puncak, Akses Sulit Dijangkau

23 June 2025 - 18:38 WIB

Gunung Marapi di Sumatera Barat Meletus Lagi Rabu Malam Ini: Kolom Abu Capai 700 Meter, Warga Diminta Waspada!

18 June 2025 - 20:54 WIB

Ribuan Warga Pelalawan Riau Tolak Relokasi dari TNTN: Kami Bukan Perambah, Kami Beli Tanah!

18 June 2025 - 15:14 WIB

Pesawat Saudi Airlines Mendarat Darurat di Kualanamu Sumut Akibat Ancaman Bom, 442 Orang Dievakuasi!

17 June 2025 - 14:46 WIB

Israel Klaim Tewaskan Kepala Staf Perang Iran Ali Shadmani dalam Serangan Udara di Teheran

17 June 2025 - 14:31 WIB

Trending di Peristiwa